BAGAIKAN DIBURU OLEH WAKTU
Oleh
Fandi Asrori
(151201029)
Kemacetan masih menjadi
masalah yang belum dapat dipecahkan di negara tercinta ini. Seiring
bertambahnya penduduk, kemacetan menjadisemakin sulit untuk dikendalikan dan
semakin sulit untuk dihindarkan. Siapakah sebenarnya yang harus disalahkan ?
Pemerintah ? Pemerintah juga bukannya tidak mencari solusi untuk mengatasi
masalah klasik ini. Sebenarnya kita tidak bisa hanya menunggu solusi efektif dari
pemerintah, kesadaran dari masyarakat untuk mengurangi kemacetan itu yang juga
harus digalakkan.
Ditulisan kali ini saya
ingin berbagi cerita mengenai kemacetan di Kota Medan. Medan merupakan kota
ketiga terbesar di indonesia. Banyaknya jumlah penduduk membuat kota ini pantas
dijuluki menjadi kota yang sering mengalami kemacetan. Banyak faktor yang dapat menyebakan
kemacetan, seperti kapasitas jalan lebih kecil dari jumlah kendaraan yang ada,
kualitas jalan yang buruk dan banyak lagi. Kemacetan di Kota Medan tidak dapat
dihindarkan terutama pada titik-titik persimpangan maupun dijalan kecil.
Tapi disamping itu
semua, penyebab kemacetan sesungguhnya adalah karena keegoisan masyarakat itu
sendiri. Seperti gambar
diatas, memperlihatkan para pengguna jalan tidak ada yang mau mengalah.
Sehingga timbul lah kemacetan itu. Di
Kota Medan sendiri, banyak angkutan kota yang berseliweran menaik turunkan
penumpang hampir ditengah jalan. Tidak peduli dengan kendaraan yang ada
dibelakangnya. Begitu juga dengan kendaraan yang parkir disembarang tempat, tak
peduli dengan rambu-rambu yang berdiri di sudut jalan. Selain itu, banyaknya pengguna
jalan yang melawan arus menuju tempat yang ingin dituju. Dan tidak adanya rasa
untuk mengalah terhadap sesama pengguna jalan bagaikan diburu oleh waktu. Memang semua orang memiliki urusan
yang mungkin harus dilakukan dengan tepat waktu. Tapi tidak ada salahnya
sedikit tenggang rasa agar tidak terjadi kemacetan. Sungguh miris kehidupan di kota.
Foto diatas merupakan
hasil dari wawancara saya mengenai apa sih sebenarnya yang menyebabkan
kemacetan di Kota Medan. Pendapat narasumber tidak jauh beda dengan apa yang
saya pikirkan. Narasumber menjawab kemacetan disebabkan karena angkutan umum
yang menaik turunkan penumpang dengan sembarangan dan karena keegoisan
masyarakat yang tidak mau mengalah karena berusaha menuju ke tempat tujuan.
Maka dari itu marilah
kita buang jauh-jauh sifat egois. Semua orang punya kepentingan masing-masing.
Tapi tidak ada salahnya untuk sedikit bersabar. Karena itu semua untuk kita.
Untuk kepentingan bersama. Terkhususnya untuk dijalan raya, apabila kita
menurunkan sedikit saja ego, maka kita dapat terhindar dari yang namanya
kemacetan. Minimal dapat meminimalisir kemacetan itu. Dan juga mematuhi
rambu-rambu yang terpampang di pinggir jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar