Rabu, 21 Maret 2018

Banyaknya Penghalang Liburanku




BANYAKNYA PENGHALANG LIBURANKU

Oleh
Ronald Antonio Sitepu (151201132)

Sudah bertahun-tahun saya tidak liburan. Saya selalu berada di rumah. Kalaupun ada liburan paling-paling mengunjungi Medan Zoo atau Taman Candika di Johor yang lokasinya dekat dengan rumah.Tapi tahun ini saya dan ibu saya diajak oleh kawan ibu saya untuk liburan akhir tahun ke Danau Toba. Sejak 3 bulan yang lalu saya dan ibu saya merencanakan acara mengisi libur panjang akhir tahun itu. Kami sudah membuat rencana perjalanan mencakup obyek wisata alam dan kuliner yang akan dikunjungi. Kami merencanakan, kami akan menginap dua hari di Danau Toba.
Maka jauh-jauh hari kami sudah memesan dan sekaligus membayar sewa kamar hotel di Danau Toba itu. Dijadwalkan kami berangkat tanggal 30 Desember pagi hari. Tugas saya adalah menjadi sopir dengan paman saya karena jarak perjalanan cukup panjang.
Segala sesuatu sudah disiapkan. Mobil sudah di-general check up tiga hari sebelum berangkat. Sebuah box untuk menyimpan koper pakaian di atap mobil sudah dipasang. Tidak lupa, program navigasi perjalanan “wave” sudah di-install di HP dan ditempatkan di depan sopir. Pada pukul 07.00 dini hari kami berangkat dari rumah di Johor. Dengan berangkat sepagi itu, kami berharap kondisi lalu lintas di jalan Johor dan sekitar Pancur Batu belum terlalu ramai.
Ternyata perkiraan kami salah. Pada jam 7  pagi itu jalan Johor dan Jamin Ginting sudah sangat ramai dilalui oleh kendaraan. Hanya untuk keluar dari Johor saja sudah memakan waktu sekitar setengah jam. Ketika kami sudah melewati Johor kami melewati suatu jalan yang disebut Jamin Ginting. Disitu juga sudah ramai dilalui oleh kendaraan. Banyak pihak yang menyebabkan kemacetan terutama kendaraan bermotor dan kendaraan umum atau angkot. Banyak saya lihat angkot-angkot yang berhenti sesuka hati hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menyebabkan kemacetan. Bukan hanya itu, angkot itu pun berhenti sesuka hati untuk mencari penumpang padahal jalanan sudah macet.
Sesudah kami melewati jalan itu, maka kami menempuh jalur yang disarankan oleh paman kami. Meskipun demikian ada kemacetan di dekat Pajak Pancur Batu arah ke Brastagi. Kami baru tahu kalau daerah itu memang sumber kemacetan. Karena ada Pajak dan juga dilalui oleh truk truk besar.
            Di Pancur Batu kami meluangkan waktu untuk melewati kemacetan sekitar satu setengah jam, padahal jalan sekitar Pancur Batu cukup pendek menurut saya. Yang membuat macet itu pajak yang tidak tertata rapi. Bahkan ada truk yang berhenti di pinggir jalan.
          Sesudah itu kami memasuki daerah Brastagi. Di daerah tersebut jalanan sudah mulai tidak macet lagi. Bahkan perjalanan dari Brastagi ek Danau Toba hanya memakan waktu 3 jam dan hanya beberapa tempat yang banyak dibilang sumber kemacetan tetapi tidak macet.
                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyuluhan Tentang Pentingnya Hutan

Penyuluhan Tentang Pentingnya Hutan Alam ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, berakhir yang tua dan berganti dengan g...