BANYAKNYA PENGHALANG LIBURANKU
Oleh
Ronald Antonio
Sitepu (151201132)
Sudah bertahun-tahun saya tidak liburan. Saya selalu berada
di rumah. Kalaupun ada liburan paling-paling mengunjungi Medan Zoo atau Taman
Candika di Johor yang lokasinya dekat dengan rumah.Tapi tahun ini saya dan ibu
saya diajak oleh kawan ibu saya untuk liburan akhir tahun ke Danau Toba. Sejak
3 bulan yang lalu saya dan ibu saya merencanakan acara mengisi libur panjang
akhir tahun itu. Kami sudah membuat rencana perjalanan mencakup obyek
wisata alam dan kuliner yang akan dikunjungi. Kami merencanakan, kami akan
menginap dua hari di Danau Toba.
Maka jauh-jauh hari kami sudah memesan dan sekaligus
membayar sewa kamar hotel di Danau Toba itu. Dijadwalkan kami berangkat tanggal
30 Desember pagi hari. Tugas saya adalah menjadi sopir dengan paman saya karena
jarak perjalanan cukup panjang.
Segala sesuatu sudah disiapkan. Mobil sudah di-general
check up tiga hari sebelum berangkat. Sebuah box untuk menyimpan koper
pakaian di atap mobil sudah dipasang. Tidak lupa, program navigasi perjalanan “wave”
sudah di-install di HP dan ditempatkan di depan sopir. Pada pukul 07.00
dini hari kami berangkat dari rumah di Johor. Dengan berangkat sepagi itu, kami
berharap kondisi lalu lintas di jalan Johor dan sekitar Pancur Batu belum
terlalu ramai.
Ternyata perkiraan kami salah. Pada jam 7 pagi itu jalan Johor dan Jamin Ginting sudah
sangat ramai dilalui oleh kendaraan. Hanya untuk keluar dari Johor saja sudah
memakan waktu sekitar setengah jam. Ketika kami sudah melewati Johor kami
melewati suatu jalan yang disebut Jamin Ginting. Disitu juga sudah ramai
dilalui oleh kendaraan. Banyak pihak yang menyebabkan kemacetan terutama
kendaraan bermotor dan kendaraan umum atau angkot. Banyak saya lihat
angkot-angkot yang berhenti sesuka hati hanya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang yang menyebabkan kemacetan. Bukan hanya itu, angkot itu pun berhenti
sesuka hati untuk mencari penumpang padahal jalanan sudah macet.
Sesudah kami melewati jalan itu, maka kami menempuh jalur
yang disarankan oleh paman kami. Meskipun demikian ada kemacetan di dekat Pajak
Pancur Batu arah ke Brastagi. Kami baru tahu kalau daerah itu memang sumber
kemacetan. Karena ada Pajak dan juga dilalui oleh truk truk besar.
Di
Pancur Batu kami meluangkan waktu untuk melewati kemacetan sekitar satu
setengah jam, padahal jalan sekitar Pancur Batu cukup pendek menurut saya. Yang
membuat macet itu pajak yang tidak tertata rapi. Bahkan ada truk yang berhenti
di pinggir jalan.
Sesudah
itu kami memasuki daerah Brastagi. Di daerah tersebut jalanan sudah mulai tidak
macet lagi. Bahkan perjalanan dari Brastagi ek Danau Toba hanya memakan waktu 3
jam dan hanya beberapa tempat yang banyak dibilang sumber kemacetan tetapi
tidak macet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar