Macet Dijalan Ditungguin Atau
Ditambahin ?
Oleh
Ronald Antonio
Sitepu (151201132)
Kemacetan merupakan salah satu masalah yang sering
dihadapin di perkotaan seperti yang terjadi pada kota Medan. Medan merupakan
salah satu kota besar yang ada pada Sumatera Utara. Setiap hari kemacetan
menjadi masalah yang sering terjadi pada saat jam berangkat kerja dan pada saat
jam pulang kerja. Bayangkan berapa lama anda menghabiskan waktu dijalan hanya
untuk menunggu kemacetan saat ingin pergi bekerja atau kuliah dan saat jam
pulang? Rata-rata hampir menghabiskan waktu 2 jam. WOW! 2 jam........
Kemacetan terjadi sebenarnya diakibatkan banyaknya jumlah
kendaraan pribadi yang berada dijalan raya dan tergantung kepada sikap
pengendara yang berada dijalan raya. Jika semua pengendara mematuhi rambu-rambu
lalu lintas maka tentu jumlah titik-titik kemacetan bisa diminimalisir. Sebagai
contoh pada kedua gambar dibawah ini, gambar 1 terlihat pada kemacetan yang
terjadi di jalan Jamin Ginting Padang Bulan yang terjadi akibat angkot yang
sering menepi pada jalan dan mengakibatkan kemacetan pada jalan tersebut.
Sedangkan pada gambar 2 terjadi kemacetan pada SPBU Jalan Gatot Subroto, banyak
pengendara yang ingin mengisi bahan bakar minyak dan sampai-sampai menggangu
lalu lintas jalan raya.
Gambar 1. Kemacetan di Jalan Jamin Ginting
Sumber
: kompas.net |
Gambar 2. Kemacetan pada SPBU Gatot Subroto
Sumber
: usahajabar.net |
Sebagai pengendara bagaimana
sikap kita menghadapi jika kemacetan ini terjadi? Apakah akan menunggu
kemacetan atau menambah kemacetan? Kebanyakan orang akan menghindari kemacetan
dengan membuat jalan menjadi lebih macet dari sebelumnya. Contohnya terdapat
pada daerah Padang Bulan, Jalan Jamin Ginting, dengan jalan yang dapat dikatakan
tidak begitu lebar masih banyak saja supir angkutan umum yang sering untuk
menepi pada jalan tersebut untuk menunggu sewa. Bayangkan jika ada 10 angkot
menepi di jalan tersebut bagaimana macetnya jalan tersebut? Belum lagi ditambah
banyak pengendara sepeda motor yang ingin cepat sehingga menyelip-nyelip yang
dapat membuat jalan menjadi makin macet karena semua pengguna sepeda motor
pasti akan bertindak hal yang sama.
Apakah tidak ada solusinya bagi kemacetan? Apakah manusia
ini hanya beranggapan dengan mementingkan kepentingan diri sendiri dapat
mengurangi kemacetan? Dijalan raya kita juga di ajarkan untuk saling
menghormati agar lalu lintas itu tetap berjalan dengan tertib. Jika kita
menghargai orang dijalan tentu kerapian jalan raya seperti yang nampak pada
film-film luar negeri itu pasti dapat terwujud dinegeri kita ini. Kebanyakan
pengendara di Indonesia hanya mementingkan dirinya sendiri. Lantas apa yang
kita dapat? Tentu saja kita bisa terjebak kemacetan sampai berjam-jam. Berapa
lama waktu kita yang sudah terbuang sia-sia di jalan? Yang tadinya harusnya
sudah santai-santai di sofa rumah yang empuk malah harus nunggu di jalan yang
gak tau kapan majunya. Lah kalau hal tersebut hanya terjadi sesekali, jika
terus terjadi apa yang akan terjadi ? tentu kita akan menjadi bosan bahkan
malas untuk pulang ataupun berangkat kuliah.
Sudah banyak gebrakan yang dilakukan untuk mengurangi
kemacetan walaupun hanya pada hari-hari tertentu seperti car free-day tetapi namanya orang Indonesia gengsi dong kalau gak
naik barang pribadinya. Kebiasaan ini
terkadang yang menyebabkan banyak mobil yang parkir tidak pada tempatnya dan
menyebabkan macet. Mau digerek nanti yang punya mobil marah, kalau gak di gerek macetnya yang jadi parah
semuanya malah jadi serba salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar